Terkait Meninggalnya Atlet Pencak Silat PLPD Muba, Anggota DPRD Angkat Bicara

Terkait Meninggalnya Atlet Pencak Silat PLPD Muba, Anggota DPRD Angkat Bicara. ( Foto : 1st )
MUBA, IKS.COM - Terkait meninggalnya atlet pencak silat PLPD Muba Faktur Rahman, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Musi Banyuasin (Muba) Alfian angkat bicara dihadapan lebih kurang 10 awak media dengan didampingi kedua orang tua dan saudara serta Paman almarhum di rumah makan kopek randik, Selasa (19/09/23).

Menurut Alfian anggota DPRD Muba ini, Mengenai atas meninggalnya salah satu pejuang olahraga di Kabupaten Musi banyuasin Fatur rahman sebagai contoh untuk ke depan terutama dari pihak pemerintah.

"Sebab mereka ini adalah pejuang olahraga yang mengharumkan nama baik di tingkat kabupaten maupun di tingkat Provinsi, Dengan hal semacam ini menurut keterangan dari orang tua almarhum mulai dari uang saku belum dibayarkan sama sekali apa lagi bonus," Ungkapnya.

Lanjut Alfian, "Saya katakan bagaimana dia mengikuti selama tiga tahun ikut di PLPD ini tiap kejuaraan itu apakah ada bonus apapun yang didapatkan dari pemerintah, tapi ternyata bonus itu tidak ada sama sekali," 

"Kematian ananda Fatur rahman ini tidak ada kejelasan yang pasti, kalau dia sakit, sakitnya apa, sedangkan pada waktu kejadian dari keterangan orang tuanya tadi bahwa ananda Fatur rahman ini jam 8.00 itu sudah sakit sementara orang tuanya baru dikabarkan pukul 01.00 malam bahwa ananda Fatur Rahman sakit agak menghawatirkan," Katanya.

Masih Kata Alfian, "Dari keterangan tadi pihak Provinsi yang menangani tadi hanya pelatih sedangkan dalam hal ini harus ada tindakan, kalau kejadian semacam ini harus tanggap, disisi lain setelah kematian tidak ada sama sekali apa bagaimana baik dari Provinsi. minimal penghargaan lah dari Provinsi, Memang atlet ini dari Muba dia ikut ke Popnas itu berdasarkan permintaan dari Provinsi,"

"Saya katakan itupun pada malam itu untuk biaya rumah sakit Siloam itu harus yang bersangkutan yang mengeluarkannya jadi tanggung jawabnya bagaimana, untuk mengeluarkan dari rumah sakit siloam pada malam itu duit istri saya yang mentransfer sebesar Rp. 3,6 (Tiga Juta Enam Ratus Ribu Rupiah) untuk mengeluarkan anak itu untuk di bawah ke RSUD M. Husien setelah besoknya baru di keluarkannya (diganti)," Ujarnya.

"Bagaimana olahraga ke depan nanti, Karena dia ini mengharumkan nama Muba, apalagi waktu mendapat piala Kapolri Cup tadi, dibawah, dipuja segala macam tapi setelah kejadian tidak ada," Katanya.

"Saya sangat menyayangkan selaku anggota DPRD Muba mewakili masyarakat, ada tiga unsur, satu anggaran, dua Undang-undang dan ketiga Pengawasan. Bagaimana ke depan nanti kalau semacam ini dilakukan karena atlet tidak diperhatikan, Atlet ini tidak mudah, kalau atlet yang berprestasi itu sulit sedangkan olahraga itu suatu kebanggaan bagi daerah maupun negara pun begitu juga," ungkapnya.

"Menanggapi atas meninggalnya atlet ini tidak ada kejelasan dari pemerintah dan yang lain-lain, saya sangat menyayangkan kenapa hal ini bisa terjadi, sedangkan olahraga itu anggarannya sudah ada semua, baik itu pembinaan, apalagi yang namanya bonus itu sedikit banyak saya mengetahui, saya sangat kecewa, kedepannya bagi yang membidanginya saya akan mengusulkan pada komisi empat untuk Rapat Dengar Pendapat (RDP) untuk mengevaluasi," Tegasnya.

Menurut Alfian, Pada waktu malam sakit keponakannya dia yang menelepon Erlangga tapi dak aktif-aktif, Jadi menurut Alfian "Maling tidak nian teriak maling," pangkas Alfian. (Pj)

Redaksi
Redaksi INFO KOTA SEKAYU

Post a Comment for "Terkait Meninggalnya Atlet Pencak Silat PLPD Muba, Anggota DPRD Angkat Bicara"