Sekjen DPP PWO DWIPA Desak Evaluasi Penanganan Gizi Buruk Pasca Kasus Meninggalnya Balita di Sukabumi. ( Foto : 1st — info kota sekayu )
JAKARTA ( INFO KOTA SEKAYU )
Kasus meninggalnya seorang balita bernama Raya asal Kabupaten Sukabumi dengan kondisi tubuh dipenuhi cacing gelang hingga menyebar ke paru-paru dan otak, menimbulkan keprihatinan publik serta sorotan serius terhadap sistem penanganan gizi dan kesehatan anak di Indonesia.
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Perkumpulan Wartawan Online Dwipantara (DPP PWO DWIPA), Laode Juhari atau Jhon, menyatakan bahwa kasus ini harus menjadi momentum evaluasi besar-besaran terhadap layanan kesehatan, edukasi gizi, serta pola pengawasan di tingkat daerah.
“Ini adalah cerminan kegagalan sistem yang tidak boleh terulang. Pemerintah daerah harus mengevaluasi seluruh lini, termasuk peran RT, RW, Puskesmas, hingga aparat desa, agar tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban,” tegasnya dalam keterangan resmi, Sabtu (16/8/2025).
Laode menekankan bahwa tanggung jawab menjaga kesehatan anak bukan hanya berada pada keluarga, namun juga pemerintah melalui program edukasi, pencegahan, dan pelayanan kesehatan yang mudah diakses.
“Kesadaran orang tua terhadap gizi memang penting, namun negara wajib hadir untuk memastikan layanan kesehatan berjalan baik. PWO DWIPA akan terus mengawal kasus ini agar menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak,” ujarnya.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa isu gizi buruk tidak hanya persoalan medis, tetapi juga soal keseriusan semua pihak dalam membangun sistem perlindungan anak yang efektif, khususnya di daerah rawan.
(Redaksi/Tim PWO — Info Kota Sekayu)
Post a Comment for "Sekjen DPP PWO DWIPA Desak Evaluasi Penanganan Gizi Buruk Pasca Kasus Meninggalnya Balita di Sukabumi"